Headlines News:
Home » » Ekstasi di Negara Belanda Dengan Harga Rp.3.000, Dan Kalo Di Indonesia Dengan Harga Sekitar Rp.300Ribu

Ekstasi di Negara Belanda Dengan Harga Rp.3.000, Dan Kalo Di Indonesia Dengan Harga Sekitar Rp.300Ribu

Editor By Unknown on Selasa, 26 Januari 2016 | 12.14

Poker555.net



BERITA TERKINI - Bandar Blackjack Dengan peredaran narkoba di Indonesia semakin menjamur didalam beberapa belakangan ini, ada beberapa di negara seperti Belanda dan Iran pun telah menjadikan Indonesia sebagai sasaran utama untuk penjualan barang pil Ekstasi ini.

"Indonesia saat ini sudah menjadi sasaran utama ekspor untuk negara-negara yang banyak terdapat produsen narkoba seperti ekstasi dari Belanda dan sabu dari Iran," Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nugroho Aji, di Mapolda Metro Jaya.

Dikatakan Nugroho, salah satu faktor yang menjadikan Indonesia sebagai sasaran empuk penjualan narkoba lantaran populasi penduduknya yang membludak. Berdasarkan catatan Yayasan Kesatuan Peduli Masyarakat (Kelima) DKI Jakarta jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang di Indonesia pada 2012 ini sekitar 5 juta orang, sebanyak 250.000 orang di antaranya ada di Jakarta.

"Impor narkoba masuk ke Indonesia juga terjadi karena diberantasnya sejumlah industri rumahan pembuatan narkotika segala jenis. Industri-industri rumahan itu sudah ketangkap semua. Akhirnya para pengedar ini beralih dan mendapatkan barang dari luar negeri," papar Nugroho.

Di samping itu, faktor lainnya dikarenakan harga jual di Indonesia termasuk tinggi. Contohnya, lanjut Nugroho, harga 1 butir ekstasi di Belanda hanya sekitar Rp 3.000. Ekstasi itu kemudian diselundupkan ke Malaysia dan harganya meningkat menjadi Rp 30.000. Dari negeri jiran itu, ekstasi pun tiba ke Indonesia dan harganya melejit menjadi Rp 300.000 per butir.

Sementara untuk sabu dari Iran, di negara asalnya hanya Rp 100 juta per kilogram. Sabu itu kemudian diselundupkan ke Malaysia harganya menjadi Rp 300 juta. Tiba di Indonesia, harga sabu itu menjadi Rp 1,5 miliar. Dengan tawaran keuntungan yang menggiurkan itu tak heran Indonesia menjadi salah satu tujuan para eksportir dari Belanda dan Iran.

"Narkoba masuk ke Indonesia lebih banyak memakai jalur laut melalui Selat Malaka. Karena tempat-tempat itu banyak terdapat pantai-pantai yang diramaikan oleh penduduk setempat sehingga para distributor narkotika ini bisa melakukan kamuflasenya dengan baik untuk memasukkan narkoba ke Sumatera. Dari Sumatera, narkotika diantar ke Jawa memakai jalur darat," terang Nugroho.

"Penjualan di Indonesia paling mahal dibandingkan Malaysia. Tapi sayangnya, hukuman di Indonesia masih sangat ringan dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura," pungkas Nugroho.




Bagikan Artikel Ini Ke :

ChelsieTentang Saya
Saya hanya seorang blogger biasa yang ingin berbagi dengan Anda menurut pengalaman saya. Silahkan ikuti Media Social saya ya.
Ikuti : | +Google | Facebook | Twitter

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
Artikel Terkait:
Breaking News close button
Back to top

Bagaimana Pendapat Anda?
 
Copyright 2015. Dewafreebet - All Rights Reserved | Poker Online Poker Online and Online | TutorNesia Distributed by Blog Kecil. | Blogger